Kamis, 17 Oktober 2019

Penilaian Hutan (Tanaman Eboni)

Makalah Penilaian Hutan                                                                     Medan, Oktober 2019
PENILAIAN TANAMAN EBONI
(Diosypros celebica Bakh.)
Dosen Penanggungjawab :
Dr. Agus Purwoko, S.Hut., M.Si
Oleh :
Berkat Eli William Zega
171201126
BDH 5

 Hasil gambar untuk usu

PROGRAM STUDI KEHUTANAN
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2019


KATA PENGANTAR
              Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan paper yang berjudul “Penilaian Tanaman Eboni (Diosypros celebica Bakh.)” ini dengan baik. Paper Penilaian Hutan ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Penilaian Hutan, Program Studi Kehutanan, Fakultas Kehutanan, Universitas Sumatera Utara.
              Dalam penyelesaian laporan ini, penulis mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. Agus Purwoko, S. Hut., M. Si., selaku dosen pembimbing mata kuliah Penilaian Hutan, yang telah mengajarkan materi perkuliahan dengan baik dan yang hasilnya kemudian dipaparkan dalam paper ini. 
            Penulis sadar bahwa penulisan paper ini masih memiliki kesalahan- kesalahan, baik itu dalam segi teknik maupun dalam bahasa. Oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca demi menyempurnakan paper mata kuliah Penilaian Hutan ini. Akhir kata, penulis berharap semoga paper ini bermanfaat bagi kita semua. Terima kasih.



Medan,    Oktober 2019




Penulis



DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI .....................................................................................................ii
BAB I. PENDAHULUAN
          1.1 Latar Belakang....................................................................................1
            1.2 Rumusan Masalah..............................................................................2
            1.3 Tujuan.................................................................................................2
BAB II. ISI
            2.2 Karakteristik Tanaman Eboni ............................................................3
            2.3 Habitat dan Penyebaran Tanaman Eboni............................................5
            2.4 Aspek Sosial Ekonomi Tanaman Eboni ............................................6
BAB III. PENUTUP
            3.1 Kesimpulan.........................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA




BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
            Hampir seluruh kawasan hutan produksi terletak di hutan pamah (dataran rendah). Sementara itu diketahui pula bahwa pusat keanekaragaman hayati terbesar di hutan tropis umumnya terletak di tipe hutan pamah ini. Ironisnya bahwa tekanan yang terbesar terhadap pusat keanekaragaman hayati terjadi di kawasan ini oleh karena berbagai kepentingan ekonomi dan pembangunan. Sejak awal pembangunan jangka panjang pertama pada tahun tujuhpuluhan, telah terjadi eksploitasi hutan secara besar-besaran. Menurut Pakpahan (1994), berbagai jenis kayu komersial, seperti kayu merah, kayu kuku (Pericopsis moniana), kayu eboni {Diospyros celebica, D. ebenum), kayu ulin {Eusyderoxylon zwageri), ramin (Gonystylus bancanus), merbau (Instia bijugd) dan beberapa jenis meranti (Shorea spp.) telah menjadi langka atau sulit ditemukan di alam dan di pasaran.
            Dari tahun ke tahun nilai eksport kayu eboni meningkat. Peningkatan ini sejalan dengan tingginya harga satuan per meter kubik. Hal ini pula yang rupanya mendorong terjadinya konflik antar kepentingan. Munculnya berbagai peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah diharapkan mampu meredam dan mengatasi persoalan-persoalan itu semua. Tetapi pada kenyataannya masih banyak kendala yang dihadapi. Beberapa pokok-pokok pikiran akan diulas dalam makalah ini dengan memanfaatkan bahan pustaka yang ada. Semenjak dikeluarkannya Peraturan Pemerintah No.21/1970 tentang pemberian izin Hak Pengusahaan Hutan (HPH) dan Hak Pemungutan Hasil Hutan, banyak terjadi pengurasan keanekaragaman hayati, terutama jenis-jenis kayu untuk diperdagangkan. Hal ini tidak terkecuali eksploitasi terhadap kayu eboni (D. celebica) yang sejak seabad lalu dikenal sebagai kayu perdagangan.
            Dalam dunia perdagangan yang sebenarnya disebut kayu eboni adalah terdiri atas tiga kelompok masing masing yaitu "black ebony" (biasanya dari jenis-jenis D. ebenum Asa D. ferred); "streaked ebony" (umumnya terdiri atas D. blancoi, D. celebica dan D. pilosanthera); dan "white diospyros wood" (terdiri atas D. discocalyx dan D. rigida). Diantara jenis-jenis tersebut D. celebica merupakan jenis utama dari kelompok eboni. Kayu eboni Sulawesi (D. celebica) telah dieksploitasi secara besar-besaran sejak abad XVIII. Sejak saat itu nilai ekspor naik dari tahun ke tahun, yang menurut catatan Soerianegara et al. (1995), tidak kurang dari 2300 mVth pada tahun 1920 naik menjadi 8200 mVtahun pada tahun 1928 dan akhirnya menjadi rata-rata 6000 m3/tahun.
            Tidak dapat dipungkiri bahwa eboni merupakan salah satu komoditas unggulan yang mendatangkan devisa bagi negara. Namun demikian masih banyak persoalan yang harus diselesaikan agar komoditas ini tidak hanya dapat dinikmati oleh segelintir orang. Masyarakat lokal yang notabene sebagai "penjaga" sumber daya ini perlu dilibatkan dalam proses penentuan kebijakan, dengan demikian mereka akan dapat memperoleh manfaat dari sumber daya tersebut. Untuk mewujudkan optimalisasi pemanfaatan eboni D. celebica secara berkelanjutan maka cakupan program haras dilakukan secara menyeluruh dan lintas sektoral. Keberhasilan ini akan sangat tergantung dari keterintegrasian dalam perencanaan dan pelaksanaannya antara masyarakat, swasta, pemerintah, termasuk lembaga penelitian.
Rumusan Masalah
1.      Bagaimana karakteristik dari tanaman eboni ?
2.      Dimana habitat serta penyebaran tanaman eboni ?
3.      Apa saja aspek sosial ekonomi dari tanaman eboni ?
Tujuan
            Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu untuk mengetahui karakteristik tanaman eboni, habitat serta penyebaran tanaman eboni, dan pemanfaatan dari tanaman eboni.



BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Karakteristik Tanaman Eboni
            Pengertian eboni atau kayu hitam bagi masyarakat umum adalah sangat sederhana yaitu kayu yang berwarna hitam atau hitam bergaris coklat kemerah-merahan, terlihat indah dan anggun, kayunya awet dan keras dan berasal dari Sulawesi. Masyarakat tidak peduli terhadap sistematikanya dalam dunia tumbuhan, seperti apa jenis, marga ataupun sukunya, hanya berdasarkan fakta dan kenyataan di lapangan, seperti contoh bagaimana sifat-sifat kayunya.
Gambar terkait
            Dalam revisinya mengenai marga Diospyros, suku Ebenaceae, Bakhuizen van den Brink (1936) menyebutkan beberapa nama daerah D. celebica di Sulawesi, yaitu seperti "toe", nama yang dipakai di perbukitan Tambora-Kagila, daerah hulu sungai Poso dan juga di daerah Donggala dan Menado. Nama-nama yang lain di Manado adalah maito, ayoe maito, dan togas. Nama-nama daerah yang lain seperti limara (Luwu), sora (Malili dan Cerekang), ayu moitong (Parigi). Martawijaya dan Kartasujana (1977) masih menyebutkan beberapa nama seperti toetandu, maeta, amara, kayu itam dan maetang dan nama yang cukup populer adalah "kayu makasar" (Sastrapradja dan Rifai, 1991; Wydiastuti, 1993) atau "kayu hitam makasar" (Karasujana dan Suherdie, 1993).
            Diospyros celebica Bakh. yang merupakan jenis utama kayu eboni, dalam perdagangan dimasukkan kelompok 'eboni hitam bergaris' atau 'streaked ebony'. Nama-nama perdagangan yang lain adalah seperti Macassar ebony(Inggris, Amerika Serikat), ebene de Macassar (Perancis), gestreept ebben (Belanda), coromandel (Belanda, Perancis), Makassar ebenholz, gestreiftes 
ebenholz (Jerman), ebeno de Macassar (Spanyol), ebeno di Macassar (Italia) dan Indonesisk ebenholt (Swedia) (Martawijaya dan Kartasujana, 1977; Martawijaya etal., 1981)
            Klasifikasi jenis D. celebica Bakh. secara lengkap dapat diuraikan sebagi berikut:
Kerajaan           : Tumbuh-tumbuhan
Divisi               : Spermatophyta
Anak-divisi      : Angiospermae
Kelas                : Dicotyledoneae
Anak-kelas       : Sympetalae
Bangsa             : Ebenales
Suku                 : Ebenaceae
Marga               : Diospyros
Jenis                 : Diospyros celebica Bakh.
            D. celebica adalah pohon yang berukuran sedang sampai besar, tinggi pohon dapat mencapai 40 m. Bagian batang yang tidak bercabang dapat mencapai tinggi 10-26 m. Diameter batang dapat mencapai 150 cm atau lebih di atas akar papan yang tingginya dapat mencapai 4 m di atas permukaan tanah. Batang bersisik dan berwarna hitam. Daun tunggal, bentuk memanjang sampai jorong, dengan panjang 12-35 cm dan lebar 2.5-7 cm. Bagian dasar daun tumpul sampai agak menjantung dan ujung daun lancip sampai agak lancip; tulang daun menjala tersier dan nyata jika di raba, baik muka daun atas dan bawah.
            Sistem perbungaan berbentuk payung menggarpu, pada bunga j ant an ada 3-7, dengan masing-masing 4 petal dan mempunyai 16 benangsari; sedangkan pada bunga betina, dijumpai 1-3 perbungaan yang seperti payung menggarpu, 4 petal dengan kelopak yang bergelombang dan berkatup, rapat dan kaku di sebelah luar. Tajuk bunga seperti terbagi dua; bakal buah mempunyai 4-8 ruang bakal biji yang menyatu. Buah berbentuk bulat telur, dengan ukuran rata-rata 3,5-5 cm x 3-3,5 cm, kulit buah halus seperti sutera, berbulu tipis pada dasar dan ujung buah. D. celebica mulai berbunga dan berbuah pertama kali pada umur 5-7 tahun. Periode dari bunga betina matang dan dibuahi sampai menjadi buah masak memerlukan waktu kurang lebih selama 6 bulan.

2.2 Habitat dan Penyebaran Tanaman Eboni
            Pohon kayu hitam atau eboni (D. celebica) yang tumbuh di hutan-hutan alam, umumnya tumbuh mengelompok (clumping) dan jenis pohon ini merupakan komponen utama (90%) dari vegetasi hutan campuran tersebut. Jenis-jenis dari marga Diospyros umumnya dijumpai pada hutan-hutan alam atau primer dataran rendah sampai ketinggian 900 m di daerah perbukitan hujan tropika dan jarang sekali dijumpai pada hutan-hutan sekunder. Beberapa jenis Diospyros dapat tumbuh di hutan-hutan pegunungan sampai ketinggian 1700 m, hutan rawa gambut, hutan kerangas, dan hutan-hutan pada tanah kapur dan tanah ultra-basa.
            D. celebica dijumpai pada hutan dataran rendah sampai daerah pegunungan rendah, 400 m di atas permukaan laut. Jenis pohon ini tumbuh alami di hutan tropika basah dan di hutan monsun atau hutan yang beriklim musiman, di mana jenis ini merupakan jenis utama atau jenis paling dominan di tipe-tipe hutan tersebut. D. celebica dapat tumbuh di tanah-tanah latosol, tanah podzol dan tanah berkapur. Secara alami pohon eboni di dunia dijumpai antara lain mulai dari Afrika Barat, India, Malaysia, Filipina dan Indonesia. Sedangkan daerah penyebarannya di Indonesia dapat digambarkan sebagai berikut:
a. Diospyros celebica secara alami dijumpai di Sulawesi terutama di Parigi, Poso, Donggala, Maros, Maluku dan Mamuju.
b. Diospyros ebenum secara alami dijumpai di Sulawesi (Minahasa, Poso, Buton), Maluku (Halmahera, Tanimbar, Aru) dan Nusa Tenggara (Sumbawa, Flores).
c. Diospyros ferrea secara alami dijumpai di seluruh Jawa, Sulawesi (Poso, Gorontalo, Buton), Maluku (Wetar, Aru, Tanimbar, Sula), Nusa Tenggara (Sumbawa, Flores, Timor), Irian Jaya (Fakfak, Mimika, Innawatan).
d. Diospyros lolin secara alami dijumpai di Maluku terutama di Morotai, Bacan, Halmahera, Aru dan Tanimbar.
e. Diospyros macrophylla secara alami dijumpai di Jawa, Madura, Sumatra (Langkat, Simalungun, Kroei, Kotabumi), Kalimantan (Sambas, Purukcau,
Muara Tewe, Martapura, Pleihari, P. Laut, Balikpapan, Kutai) dan Sulawesi (Poso, Donggala, Palopo, Malili, Mamuju).
f. Diospyros pilosanthera secara alami dijumpai di Kalimantan (Kutai, Bulungan, Berau, Tarakan, Tidung), Sulawesi (Poso, Bolaang Mongondow, Gorontalo, Minahasa, Banggai, Muna.), Maluku (Morotai, Buru, Tanibar, Halmahera) dan Irian Jaya.
2.3 Aspek Sosial Ekonomi Tanaman Eboni
            Pengusahaan eboni  cocok bagi masyarakat dalam kaitannya dengan upaya pemerataan/penyebaran kesejahteraan dan keadilan ekonomi dalam masyarakat, karena lebih banyak anggota masyarakat yang terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung. Pengusahaan eboni oleh masyarakat luas, selain bermanfaat untuk kepentingan pemerataan dan ketahanan ekonomi, juga bermanfaat untuk kepentingan pengamanan hutan/ pohon eboni terhadap berbagai gangguan, baik karena perambahan, pencurian, maupun kebakaran.
Hasil gambar untuk log eboni
            Pengusahaan eboni juga bercirikan less/no imported input, with more exported output, yang berarti sangat cocok untuk kepentingan percepatan pembangunan wilayah, karena akan mampu menarik lebih besar kekuatan ekonomi luar ke dalam wilayah Sulawesi. Ciri tersebut juga mengandung arti memiliki ketahanan atau resiliensi yang lebih kuat (tahan, kenyal) terhadap krisis ekonomi dan moneter. Kayu eboni dipergunakan untuk membuat produk-produk yang bersifat barang mewah (luxurious) dengan segmen pasar yang bersifat khusus. Sifat barang mewah itu mengandung arti memiliki margin pemasaran yang tinggi, sehingga memiliki potensi penciptaan pendapatan dan kemakmuran yang tinggi pula bagi pemilik/ produsennya. Selanjutnya, bagi Pemerintah Daerah khususnya, hal itu berarti memiliki potensi-pendapatan asli daerah (PAD) yang juga tinggi. Selain kayunya, daun eboni juga dimanfaatkan sebagai racun terhadap rayap tanah.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1.    Pengertian eboni atau kayu hitam bagi masyarakat umum adalah sangat sederhana yaitu kayu yang berwarna hitam atau hitam bergaris coklat kemerah-merahan, terlihat indah dan anggun, kayunya awet dan keras dan berasal dari Sulawesi
2     D. celebica dijumpai pada hutan dataran rendah sampai daerah pegunungan rendah, 400 m di atas permukaan laut. Jenis pohon ini tumbuh alami di hutan tropika basah dan di hutan monsun atau hutan yang beriklim musiman, di mana jenis ini merupakan jenis utama atau jenis paling dominan di tipe-tipe hutan tersebut.
3    Kayu eboni dipergunakan untuk membuat produk-produk yang bersifat barang mewah (luxurious) dengan segmen pasar yang bersifat khusus.



DAFTAR PUSTAKA
Alrasyid, Harun. 2002. Kajian Budidaya Pohon Eboni. Berita Biologi. 6 (2)
Andila, P.S dan Peneng. 2017. Menguak Potensi Si Kayu Api (Diospyros Sp. )
                Penghasil Racun Ikan  Alami Dari Hutan Jembrana Bali Barat. 16 (3)
Darusman, Dudung. 2002. Pembahasan Kajian Produksi, Perdagangan, Industri
                Dan Teknologi Eboni. Berita Biologi. IPB Bogor. 6 (2)
Hendromono. 2008. Teknik Penanaman Eboni ( Diospyros celebica Bakh. ) di
               Daerah Agak Kering. Jurnal Penelitian Hutan Tanaman. 5 (1)
Kinho, Julianus. 2014. Status Dan Strategi Konservasi Eboni (Diospyros
               rumphii Bakh.) DiSulawesi Utara. Seminar Nasional Biodiversitas V
Nurwansyah, M,  Erniwati dan Mutmainnah. 2018. Efektifitas Tepung Daun
              Eboni (Diospyros Celebica) Terhadap Mortalitas Rayap Tanah
              Shedorhinotermes sp. Pada Skala Laboratorium. Jurnal Warta Rimba.
              6 (1).
Riswan, Soedarsono. 2002. Kajian Biologi Eboni (Diospyros celebica Bakh.)
              Berita biologi. LIPI Bogor. 6 (2)
Walujo, Eko B. 2002. Gatra Etnobotani Eboni {Diospyros celebica Bakh.).
              Berita Biologi. LIPI Bogor. 6 (2)

Penilaian Hutan (Tanaman Eboni)

Makalah Penilaian Hutan                                                                     Medan, Oktober 2019 PENILAIAN TANAMAN EBONI ...